Pekerja seks harus diperlakukan sama dengan pekerja di industri lain.

Mereka harus memiliki akses ke layanan publik yang sama dan keselamatan mereka harus dipastikan dengan cara yang sama. Inilah yang dikatakan Chalidaporn Songsamphan, peneliti di Universitas Thammasat, dalam sebuah laporan tentang industri seks. Laporan tersebut, berdasarkan laporan media dan informasi pemerintah sejak 1978 serta wawancara, diterbitkan kemarin.

Laporan tersebut meminta agar undang-undang anti-perdagangan manusia ditanggapi dengan serius, karena banyak pekerja seks menjadi korbannya. Riset Chalidaporn menunjukkan bahwa opini publik tentang prostitusi terbagi menjadi tiga: lawan, yang ingin menghapuskan prostitusi dengan cara melarangnya; pendukung regulasi dan pendukung legalisasi.

Chuvit Kamolvisit, mantan pemilik tiga panti pijat mewah di Jalan Ratchadapisek, mengatakan sebagian besar pekerja bekerja di sana karena putus asa karena butuh uang. 'Mereka bisa mendapatkan setidaknya 8.000 baht sehari [sebagai pekerja seks] dan kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga miskin.'

Menurut Chuvit, Undang-Undang Tempat Hiburan tahun 2003 berisi celah yang memungkinkan pejabat pemerintah mengeksploitasi pekerja seks dan membiarkan bisnis ilegal terus beroperasi. Zonasi zona hiburan, seperti di Ratchadapisek, Patpong dan New Phetchaburi, katanya, memfasilitasi praktik korupsi tersebut.

Laporan tersebut juga memperhatikan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi ilegal: 'Untuk mengatasi kehamilan yang tidak direncanakan, pertama-tama kita harus menerima seks sebagai bagian alami dari perilaku manusia. Mengasosiasikan seks dengan rasa malu berarti beberapa orang terlalu malu untuk membeli alat kontrasepsi atau mencari nasihat medis tentang kehamilan dan masalah seksual lainnya.'

Nattaya Boonpakdee, manajer Thailand Program Seksualitas Sehat, menemukan bahwa undang-undang anti-aborsi Thailand gagal memberantas aborsi ilegal. Melakukan aborsi ilegal dapat menyebabkan kematian dan penjara bagi wanita hamil. Institut Guttmacher telah menghitung bahwa 800.000 wanita di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat aborsi yang tidak aman.

www.dickvanderlugt.nl

Tidak ada komentar yang mungkin.


Tinggalkan komentar

Thailandblog.nl menggunakan cookie

Situs web kami berfungsi paling baik berkat cookie. Dengan cara ini kami dapat mengingat pengaturan Anda, memberikan penawaran pribadi kepada Anda, dan Anda membantu kami meningkatkan kualitas situs web. Baca lebih lanjut

Ya, saya ingin situs web yang bagus