Sebuah bom yang diduga sebagai detonator ganda menewaskan tiga tentara, termasuk seorang ahli bom, di sebuah pangkalan angkatan laut di Narathiwat kemarin. Enam tentara terluka. Bom seberat 25 kilogram yang ditempatkan di dalam tabung gas meledak setelah tim bahan peledak yakin telah menjinakkan bom dan menyatakan aman.

Bom itu ditemukan di dekat sebuah jembatan ketika tentara memindahkan spanduk berisi teks menentang pembicaraan damai antara Thailand dan kelompok pemberontak BRN. Spanduk juga dipasang di provinsi Pattani dan Yala. Mereka memuat teks dalam bahasa Melayu: 'Perdamaian tidak akan datang jika pembicaraan tidak dilakukan dengan pemilik sebenarnya'.

Komandan Marinir Surasak Rounroengrom menyebut bom sirkuit ganda itu "tak terduga". Belum pernah ada pemberontak yang membuat bom seperti itu. Tim Explosive Ordinance Disposal telah memutus rangkaian listrik pada bom tersebut, setelah itu bom tersebut dibawa ke pangkalan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Empat kendaraan dan peralatan militer juga rusak dalam ledakan itu.

Juga di Narathiwat, bom kedua meledak kemarin. Itu juga ditempatkan dengan spanduk. Seorang tentara terluka di kaki. Spanduk dipasang di 64 tempat di provinsi tersebut. 16 spanduk ditemukan di Yala.

Bom ketiga meledak di distrik Rangae (Narathiwat). Lima orang, termasuk dua anak, terluka. Bom meledak saat para korban mendekati jembatan dengan truk pickup.

Menurut Paradorn Pattanatabut, sekretaris jenderal Dewan Keamanan Nasional, yang memimpin pembicaraan damai, teks di spanduk menunjukkan bahwa separatis yang belum berpartisipasi dalam pembicaraan ingin bergabung. Dia mengatakan setiap kelompok yang ingin bergabung dalam upaya perdamaian dipersilakan.

Pertemuan kedua dijadwalkan pada hari Senin. Seperti terakhir kali di bulan Maret, pertemuan akan diadakan di Kuala Lumpur di bawah pengawasan Malaysia. Paradorn berharap nantinya akan menjadi jelas kelompok mana yang ingin berpartisipasi dalam proses perdamaian. Menteri Pertahanan Sukumpol Suwanatat mengatakan pembicaraan membantu pihak berwenang menentukan kelompok mana yang mendukung dan yang tidak mendukung upaya untuk mengakhiri kekerasan.

(Sumber: Bangkok Post, 23 April 2013)

Tidak ada komentar yang mungkin.


Tinggalkan komentar

Thailandblog.nl menggunakan cookie

Situs web kami berfungsi paling baik berkat cookie. Dengan cara ini kami dapat mengingat pengaturan Anda, memberikan penawaran pribadi kepada Anda, dan Anda membantu kami meningkatkan kualitas situs web. Baca lebih lanjut

Ya, saya ingin situs web yang bagus