Pembatasan impor dilonggarkan
27 Oktober 2011
Peraturan impor pangan, produk konsumsi, dan filter air untuk sementara dilonggarkan.
Kebutuhan akan produk-produk tersebut sangat besar. Bandara Angkatan Udara Kerajaan Thailand dan Suvarnabhumi digunakan sebagai pusat distribusi. Kementerian Perdagangan mengumumkan hal ini. Poin demi poin:
- Relaksasi tersebut berlaku untuk air minum, ikan kaleng, telur, susu, lalapan, dan mie instan; tisu toilet, tisu, sabun, pasta gigi, sikat gigi; dan penyaring air serta mesin air minum. Tujuannya adalah agar mereka bisa dipasarkan dalam waktu seminggu.
- Kelangkaan produk konsumen seperti pasta gigi dan sabun merupakan dampak dari relokasi mesin yang dilakukan oleh produsen besar seperti Unilever dari kawasan industri La Krabang. Merek serupa diimpor.
- Kelangkaan air minum ini disebabkan 31 dari 83 pabrik terendam banjir. Terdapat juga kekurangan tutup botol karena beberapa produsen besar barang-barang plastik telah menghentikan produksinya.
- Menurut presiden Asosiasi Peternak Telur Ayam, kekurangan telur disebabkan oleh masalah logistik dan penimbunan konsumen. “Pemerintah harus menenangkan masyarakat dan meyakinkan mereka bahwa tersedia cukup makanan.”
- Chartchai Tuongratanaphan, penasihat Asosiasi Pengecer Thailand, mengatakan 40 persen produk telah hilang dari pasar.
- Big C Supercenter, hypermarket terbesar kedua di Tanah Air, sedang bersiap mengimpor produk yang paling dibutuhkan. Permintaan sekarang sepuluh kali lebih tinggi dari biasanya. Impor dapat diterima dalam waktu 1 hingga 3 hari. Tiga kontainer berisi air minum kemasan dari Malaysia, buah dan sayur segar dari China, serta ikan kaleng dari Vietnam siap berangkat Thailand untuk dikirim. Big C telah mendirikan 5 pusat distribusi sementara.
- Tops Supermarket sedang mempertimbangkan untuk mengimpor air minum dari Malaysia, Hong Kong dan Singapura.
- Menanggapi keluhan mengenai kenaikan harga, kabinet pada hari Selasa memutuskan untuk membekukan harga 16 produk, termasuk air minum, baterai, pasir, karung pasir dan lilin.
.
.