Perdana menteri miliarder Thailand berkomitmen untuk membantu mereka yang kurang beruntung
Perdana Menteri Srettha Thavisin, yang pernah menjadi raja real estate yang sukses, baru-baru ini membuat tindakan luar biasa dengan menyumbangkan gaji bulanannya untuk amal. Dengan sikap ini dan pernyataannya baru-baru ini mengenai kesenjangan kekayaan di Thailand, ia menyerukan kepada orang-orang kaya untuk lebih berempati dan mengambil tindakan. Pertanyaannya sekarang adalah: bagaimana perubahan strategis dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap mereka yang kurang beruntung?
Kabinet mengambil tindakan terhadap tingginya biaya hidup dan memperkenalkan pembebasan visa bagi warga Tiongkok
Perdana Menteri Srettha Thavisin mengambil tindakan untuk mengurangi tekanan pada dompet warga Thailand. Dengan adanya badan pengawas baru untuk inisiatif dompet digital 10.000 baht, rencana pembayaran gaji dua mingguan kepada pegawai negeri, dan pembebasan visa bagi warga negara Tiongkok dan Kazakstan, pemerintah berkomitmen terhadap stimulus ekonomi dan bantuan keuangan bagi masyarakat.
Tekanan terhadap Perdana Menteri Srettha: “Thaksin harus segera kembali ke penjara!”
Sebuah jaringan politik yang berpengaruh telah menekan Perdana Menteri Thailand dengan tuntutan yang berani: Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri yang saat ini dirawat di rumah sakit karena alasan kesehatan, harus segera dikembalikan ke penjara. Tindakan ini menimbulkan pertanyaan tentang kesehatan Thaksin yang sebenarnya dan keabsahan rawat inapnya di rumah sakit, yang kini telah berlangsung selama 23 hari.
Kegaduhan di Parlemen Thailand: Srettha dicap sebagai “perdana menteri yang kebetulan”!
Dalam perdebatan yang menegangkan di parlemen Thailand, Perdana Menteri Srettha Thavisin mendapat kecaman dan digambarkan sebagai sebuah “kebetulan”. Saat pernyataan kebijakan pemerintah sedang dibahas, Siriroj Thanikkul, anggota parlemen dari partai Move Forward, mengajukan pertanyaan tajam tentang legitimasi Srettha dan janji-janji partai Pheu Thai yang dipimpinnya. Tuduhan-tuduhan ini telah memanaskan perasaan politik.
Proposal kebijakan baru pemerintah Thailand berfokus pada kemakmuran dan keberlanjutan
Perdana Menteri baru-baru ini mengumumkan langkah-langkah kebijakan baru yang tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran negara, namun juga mengupayakan masa depan yang berkelanjutan. Langkah-langkah ini, mulai dari keringanan utang bagi petani hingga inovasi dalam kebijakan pariwisata, menekankan kesetaraan kesempatan dan inklusi bagi semua warga negara. Pemerintah juga berkomitmen kuat terhadap transparansi dan digitalisasi.
Perdana Menteri Srettha: Komitmen terhadap pertumbuhan ekonomi dan perjuangan melawan narkoba
Menjelang pernyataan kebijakan baru tersebut, Perdana Menteri Srettha Thavisin telah mengambil peran aktif dengan mengunjungi provinsi-provinsi utama di wilayah Isan. Dengan fokus pada penguatan basis ekonomi dan penanggulangan masalah narkoba yang semakin meningkat, Srettha menunjukkan tekadnya untuk mengatasi masalah-masalah mendesak ini dan melampaui kebijakan-kebijakan pemerintahan sebelumnya.
Perdana Menteri Srettha memilih Mercedes-Benz antipeluru
Sebelum Perdana Menteri Srettha mengambil sumpah jabatannya, ia tampil dengan Lexus LM 350h baru. Hal ini menimbulkan rumor tentang pilihan kendaraan dinas dan kemungkinan jarak dari pendahulunya. Namun, Srettha mengejutkan banyak orang dengan memilih Mercedes-Benz antipeluru, dan kenyamanan terbukti menjadi faktor penentu panjangnya yang mengesankan.
Federasi Industri Thailand mendukung rencana Perdana Menteri Srettha untuk menurunkan harga energi dan solar
Federasi Industri Thailand (FTI) menyambut baik janji Perdana Menteri Srettha Thavisin baru-baru ini untuk menurunkan harga energi dan solar. Ketua FTI Kriengkrai Thiennukul mengharapkan tindakan cepat untuk meringankan tekanan keuangan terhadap perusahaan dan masyarakat, namun juga memperingatkan tentang dampak kemungkinan kenaikan upah minimum.
Perdana Menteri Srettha Thavisin berjanji untuk meningkatkan taraf hidup seluruh warga Thailand
Srettha Thavisin, dari Partai Pheu Thai, yang ditunjuk sebagai perdana menteri Thailand ke-30, menyatakan terima kasihnya setelah persetujuan parlemen pada hari Selasa.