Ilmuwan Australia mengembangkan sensor untuk uji cepat vitamin B12
Peneliti Australia melaporkan bahwa mereka telah mengembangkan sensor yang dengan cepat mengukur vitamin B12. Sensor optik dapat mendeteksi vitamin B12 dalam darah yang diencerkan.
Ini mungkin langkah pertama menuju tes vitamin B12 yang murah dan portabel. Kekurangan vitamin B12 dalam darah dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia dan penyakit Alzheimer.
Menurut para peneliti, metode pengujian saat ini memakan banyak waktu dan mahal. Sensor optik dapat mendeteksi B12 dalam darah dalam waktu kurang dari satu menit dan tidak memerlukan tes laboratorium lengkap untuk memberikan hasil.
Menjanjikan
“Sensor kami adalah langkah pertama menuju solusi medis untuk mengukur dan melacak status vitamin B12 pada lansia,” kata Dr. Georgios Tsiminis, ilmuwan di Australian University of Adelaide. “Hal ini memungkinkan dokter untuk memantau kadar B12 dan mengintervensi lebih awal setelah defisiensi B12 terdeteksi.”
Gejala kekurangan vitamin B12 seringkali tidak spesifik. Pikirkan kelelahan atau pusing. Selain itu, metode pengujian saat ini tidak selalu dapat diandalkan. Meski demikian, pemantauan kadar vitamin B12 sangat penting. Terutama pada orang tua. Lansia berisiko lebih besar mengalami defisiensi B12 karena penurunan penyerapan vitamin B12 yang berkaitan dengan usia dari makanan.
Kekurangan vitamin B12 adalah kemungkinan faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk demensia dan penyakit Alzheimer dan dikaitkan dengan penurunan kognitif, kata ilmuwan tersebut.
Teknologi
Sensor tersebut menggunakan teknik pengukuran optik yang disebut spektroskopi Raman, yang menghasilkan sidik jari optik unik dari molekul tertentu, dalam hal ini vitamin B12. Sensor ini masih dalam tahap proof-of-concept, namun dengan pengembangan lebih lanjut, sensor ini memiliki aplikasi yang luas, menurut para peneliti.
Sumber: Siaran pers Mengembangkan sensor untuk kekurangan vitamin B12, Universitas Adelaide, 17 Oktober 2016