Otoritas Pariwisata Thailand (TAT) telah mengumumkan bahwa UNESCO telah menetapkan Doi Chiang Dao di Chiang Mai sebagai cagar biosfer.

Cagar biosfer adalah kawasan yang ditunjuk oleh UNESCO yang mewakili ekosistem tempat keanekaragaman hayati dan nilai genetik dilindungi. Penunjukan tersebut berasal dari Konferensi Biosfer 1968, konferensi antar pemerintah pertama yang menyeimbangkan konservasi dan pembangunan sumber daya.

Pada 15 September 2021, program Man and the Biosphere (MAB) UNESCO menambahkan 20 situs baru di 21 negara ke Jaringan Cagar Biosfer Dunia, yang kini memiliki 727 cagar biosfer di 131 negara, termasuk 22 situs lintas batas.

Daftar prestisius Doi Chiang Dao menjadikan jumlah total cagar biosfer di Thailand menjadi lima, mengikuti daftar Sakaerat di Nakhon Ratchasima di timur laut pada tahun 1976, Huai Tak Jati di Lampang, dan Mae Sa-Kog Ma di Chiang Mai, keduanya di Utara pada tahun 1977, dan Ranong di Selatan pada tahun 1997.

Pintu Masuk Gua Chiang Dao (sasimoto / Shutterstock.com)

Menurut daftar UNESCO, Cagar Biosfer Doi Chiang Dao adalah satu-satunya wilayah di negara yang ditumbuhi vegetasi subalpine, yang juga ditemukan di Himalaya dan di bagian selatan Cina. Cagar biosfer seluas 85.909,04 hektar ini merupakan rumah bagi banyak spesies langka, terancam punah, atau rentan; seperti Lar Owa (Hylobates lar), lutung (Trachypithecus phayrei), Goral Cina (Naemorhedus griseus), harimau (Panthera tigris) dan macan dahan (Neofelis nebulosa).

Gua Chiang Dao

Bentang alamnya kaya akan gua yang dibentuk oleh infiltrasi air hujan melalui formasi batu kapur. Yang terbesar dan terpenting adalah Gua Chiang Dao, dari mana cagar biosfer mengambil namanya. Gua tersebut dikaitkan dengan legenda Chao Luang Chiang Dao, raja dari semua hantu, yang diyakini tinggal di gunung Doi Chiang Dao yang menjulang tinggi; keduanya dihormati sebagai tempat suci. Kuil Buddha bergaya Lanna menandai pintu masuk gua. Gua dan gunung menarik banyak pengunjung setiap tahunnya dan model pengelolaan dampak pengunjung diterapkan. Ekowisata, mengamati burung dan melihat bintang adalah daya tarik wisata setempat.

Bercocok tanam menggunakan sistem irigasi berbasis gravitasi tradisional yang disebut Maung Fai adalah aktivitas penting di lokasi tersebut, di mana adat dan pengetahuan lokal telah dipertahankan selama hampir 800 tahun.

Tidak ada komentar yang mungkin.


Tinggalkan komentar

Thailandblog.nl menggunakan cookie

Situs web kami berfungsi paling baik berkat cookie. Dengan cara ini kami dapat mengingat pengaturan Anda, memberikan penawaran pribadi kepada Anda, dan Anda membantu kami meningkatkan kualitas situs web. Baca lebih lanjut

Ya, saya ingin situs web yang bagus